China Dukung Indonesia Jadi Pusat Manufaktur Vaksin di Kawasan Asia Tenggara

Indonesia jadi hub atau pusat manufaktur vaksin di Asia Tenggara (foto: the conversation)

NASKAHKITA.COM: Hubungan Indonesia-China semakin mesra saja. Pandemi COVID-19 yang merebak sejak awal 2020 tak terlalu mengganggu jalinan kerjasama kedua negara, terutama dalam bidang ekonomi dan pengadaan vaksin.  

Di Indonesia, investasi China selama pandemi [periode Januari – Juli] naik 9% menjadi US$ 2,2 miliar. Angka tersebut merupakan angka realisasi bukan pledge atau janji. Jika digabung dengan nilai investasi Hong Kong yang jumlahnya US$ 1,7 milar, maka China menjadi negara paling top yang berinvestasi di Indonesia.

Floating Picnic, Pilihan Wisata Agar Tetap Aman di Tengah Pandemi

Piknik terapung di sungai jadi pilihan bijak selama pandemi (foto: Asahi Shimbun)

NASKAHKITA.COM: Wisata di era pandemi menuntut disiplin diri untuk tetap menjaga jarak sosial. Di Osaka, Jepang, orang-orang memilih untuk piknik keluarga di atas perahu alias floating picnic di Sungai Okawa.

Sebenarnya, ide makan siang atau piknik terapung bukanlah hal baru. Di Bali, paket sarapan atau makan siang mengapung sudah banyak ditawarkan sejumlah hotel di sana. Umumnya mereka melayani piknik untuk sarapan atau makan siang di atas kolam renang hotel.

Menyantap makanan di atas perahu berdua dengan pasangan jadi hal paling di andalkan oleh Kamandalu Ubud yang berlokasi di Jalan Andong, Banjar Nagi, Ubud, Bali.

Potret Suram Industri Penerbangan, Butuh Waktu untuk Recovery

Industri penerbangan masih sulit recovery (foto:kliklegal)

NASKAHKITA.COM: Perjalanan internasional terhenti sejak Pandemi COVID-19. Hampir seluruh negara menutup perbatasan demi mencegah penyebaran virus yang bergerak secara eksponensial ini.

Perusahaan penerbangan menjadi salah satu pihak yang paling buruk terdampak COVID-19. Banyak rencana perjalanan dibatalkan karena orang-orang takut terinfeksi virus corona.

Kekhawatiran terserang virus bukan satu-satunya alasan banyak orang enggan melakukan perjalanan. Faktor lain adalah diberlakukannya protokol kesehatan yang ketat dan pembatasan perjalanan karena adanya kebijakan lockdown sejumlah kota dan negara. Pelambatan ekonomi juga ikut menyumbang turunnya permintaan perjalanan.