Sewaktu demontrasi mahasiswa marak di pelbagai menyusul krisis moneter di penghujung 1997 ia menjadi salah satu pentolan kelompok Keluarga Besar Universitas Indonesia (KB-UI). Turun ke jalan menentang rezim Soeharto acap ia lakukan bersama kawan-kawannya. Dengan alasan agar lebih ekspresif, ia lantas berganti panji dari KB-UI ke Liga Mahasiswa untuk Demokrasi (LMND). Sejarah mencatat, bersama Forkot dan beberapa organisasi mahasiswa yang lain, LMND menjadi hard liner di masa reformasi itu. Pada periode 2001-2003 ia menjadi pimpinan nasional LMND.
Tahun 2002 dia lulus ujian skripsi di Jurusan Ilmu Politik, FISIP UI. Skripsi itu berjudul Gagasan Revolusi dalam Tetralogi Pramoedya Ananta Toer. September 2004 ia bertolak ke Belanda untuk mengambil program master of arts di Institute of Social Studies (ISS), Den Haag. Lulus, ia pulang ke Indonesia tahun 2006. Setelah sekitar dua tahun bekerja di Aceh, ia pindah ke Thailand selatan. Di sana ia menjadi dosen Regional Studies Program, School of Liberal Arts, Walailak University, Nakhon Si Thammarat.
Sekitar dua tahun berselang ia kembali ke Indonesia. Selain bergiat di sebuah LSM ia juga menjadi pengajar tidal tetap di FISIP Universitas Indonesia.